Pages

Sunday, June 6, 2010

Just in time – diantara edisode NYA

Dalam gundah…… 11:56 (160310)

Coba kuikuti terus langkah… meskipun mungkin akan panjang jarak yang akan ditempuh.
Coba kuingatkan janji ... meskipun mungkin akan hilang bersama waktu yang berputar.
Coba ku dengarkan suara ....
meskipun mungkin hanya akan terasa seperti mimpi.
Coba biarkan waktuku berjalan barsama ... meskipun mungkin itu akan terbuang sia-sia dan tidak akan terulang.
Coba kulantunkan lagu di telinga ... meskipun mungkin disana ada irama lebih merdu yang bermain.
Coba kuciptakan hari yang indah dalam hidup ... meskipun mungkin hanya 1 hari yang diberikan.
Coba kuringankan beban dipundak ... meskipun mungkin tidak ada artinya.
Semua sudah kuletakkan dengan pasrah dan ikhlas bersama, dengan semua angan yang selalu kuciptakan dalam setiap perjalanan waktu.
Berusaha mengerti semua episode cerita yang sedang kualami, tanpa tau siapa yang akan menjelaskan. Masih meraih batas akhir dari apa yang akan dapat dituju,DAN....aku tetap menjadi sosok makhluk(NYA).

       Mmm….mungkin ini lebih kepada suatu episode dalam cerita yang baru saja dimulai, atau mungkin juga lanjutan dari puisi yang pernah dibacanya seperti dongeng. Tidak ada yang bisa dimengerti karena sebentuk jiwa masih mematung sendiri dan kosong.
Tercipta dari kepingan niat murni yang mengalir.... berjalan terus tanpa batas dengan seribu topangan yang akan membuatnya kokoh tak tersentuh. For a moment....uraian kisah dimulai disini.... berada dalam raga yang ’dipaksa’ untuk memiliki semua pancra indera,hati,akal,pikiran,dan perjalanan hidup. Keinginan dan tolakan harus di serap sampai habis menemani rasa bosan yang seringkali mampir. Tapi itu semua tak mungkin ditampik, just have enjoy it!!
Nah, mulai lagi menapaki jalan ::::: dengan langkah yang mulai berat... satu satu kapan habisnya.
Setiap saat kembali ditemani sosok tak bernyawa yang akan menjadi topangan tanpa harapan dan sangat setia menemani. Semua jadi serba semu karena masih berada ditengah-tengah tidak bisa maju apalagi mundur.Coba ditanyakan dengannya,apa akan tetap bisu seperti takdirnya atau akan dihadirkan suatu sigma berparas? hopelly there’s a miracle. Siapa yang bisa tau jawabannya selain penulis takdir, seluas apapun setinggi apapun yang dimiliki hanya akan menjadi pijakan terendah yang ada dihadapan.
Lihat kebawah :::: gerak telapak sudah mulai lagi berhitung lebih dengan beban yg semakin mendarah daging.
Ok!!  that shit!! Dalam akal,semua ini tidak akan diteruskan dengan sia2 dan dengan ditemani patung-patung aneh. Untuk apa sebenarnya mereka tercipta dan pada sepenggal waktu saja tidak ada artinya. Sekarang saat waktu yang tepat untuk berbalik badan mencari jalan lain yang lebih indah dan berarti. Miracle itu sudah datang setitik, ada tepat disini karena dihadapan mata melintas sekilas setapak jalan yang akan dilewati, sedetik berikutnya waktu berkedip sesaat.....tapi kenapa semua tiba-tiba hilang? benar-benar kosong? ini memang mimpi,tapi setidaknya ada jangan terlalu ajaib maknanya.Kembali berbalik badan melihat kedepan ternyata masih ada jalan yg belum disentuh,tapi untuk apa... sementara terikat kuat  di kembalinya pencarian jalan surga.
Satu yang tak bisa lepas pada bingkai takdir,sekali lagi takdir yang selalu mengikuti langkah sang ciptaan-NYA disetiap tikung yang dilewati.Semakin kuat menepis, tingkat perekat bagai seperti simpul mati...










0 comments:

 

Sample text

Sample Text