Pages

Friday, June 17, 2011

Titip pesan ini untuk ...."

Gubug ini sudah tidak bernyawa lagi. Bau busuk menyengat, mungkin belatung-pun takkan singgah disini. Remang cahaya yang juga ikut sekarat,menyimbolkan rapuhnya apa yg tertinggal disana. Setengah menoleh...., keberuntungan menghampiri - ada laba-laba sedang berusaha membangun rumahnya. Meskipun dengan kemalasan yang sangat, tapi ini pilihan terakhirnya untuk dapat bernaung.  Dan pembuktian pula tuduhan terhadap rumah yang menyerupai setengah bangkai ini, salah! Tapi tidak untuk mambayangkan dawai gitar berirama,tidak juga geliat mahkluk kecil,apalagi suara indah. Semua bagian gelap,hanya satu yang tersorot, setidaknya pupil ini dapat berfungsi dengan kodratnya.
Berperang saling menyorot,seakan tidak ada yang mau dikalahkan. Sang cahaya tidak sudi memberikan keistimewaa,retina-pun berjuang mencari sela menemukan sesuatu,setidaknya selain laba-laba itu.
Krtak!! benar itu teguran rayap,dia ada dibagian kiri lemari kayu. Lekas pintu itu dikuak dan ada pakaian disana, sangat lembab. Disini ada kehidupan ternyata. Selain binatang itu. Sekelebat bayangan melewati pintu, ini bukan sangkaan. Dengan cepat tergerak untuk mencari, siapa pemilik bayangan itu. Dua puluh tiga putaran menit berlalu dan....kosong.
Hanya tertempel kertas, saat kembali keruangan remang lembab itu. Aneh! siapa yang merekatkan disini! Rayap? Laba-laba? Bayangan? Rasanya tidak ada nafsu lagi untuk tau, siapapun. 
Pesan disehelai kertas:  'Gubug ini tidak akan menjadi hidup dengan rasa penasaran yang ada. Tinggalkan saja pesan dibalik helai kertas,kapan ketulusan bisa dititipkan disini. Mungkin saja....'
1380"

6 comments:

Anonymous said...

Aku datang kali pertama kemari, menilik dengan rombeng baju sufi. Panggil aku majnun dari nizami, karena kau adalah layla di bilik paling sunyi dalam diri. Tak ada lagi diri dalam diri ini. Sebab yang mengekal adalah kau, kamu, dan hanya dirimu.

Aku majnun dari nizami, dengan kain bertambal, sebab kebanggaan habis tersingkirkan, kemuliaan tak ada dalam dekapan. Entah orang mau bilang apa, biarkan mereka sebut aku hina. Walau masih kusimpan satu mutiara. Hartaku cuma satu, terkhususkan untukmu dari dulu, dan kau pun tahu itu: ketulusan.

Kau berdiri disana—mencuat, merebak, mengesima. Membakar segala yang ada. Menyibak kelam suram gelap. Tak berbanding, tak terpemanai. Membuatku seperti lazarus. Dan kau memberiku satu yang membuat segala bermakna: hidup.

Hidup terburai dalam tawa, sikap, kebaikan, dan dalamnya matamu. Dalam lafaz zikir, namamu terukir; di tiap hela hirupan napas, kaulah udara lepas. Merekahkan bunga dalam jiwa. Disitu: hidup menjadi hidup.

Aku bukan pujangga, pun pengguna cahaya, apalagi pelukis dan perupa. Bukan pula laba-laba, bayang, atau rayap. Tidak. Bukan semua. Aku cuma si majnun—salah dalam polah, aneh saat bertingkah, tapi ia terarah pada satu langkah: kau.

Dalam tiap jejak, tapak demi tapak, kau selalu mengada disana—untuk dipahami, dimengerti, dilindungi, dihormati, dikasihi. Disini perjalanan hidup bukan melulu tentang dimana tapi dengan siapa.

Gubugmu tak bisa kuubah jadi istana namun kuhendak mengisinya dengan hidup seperti kau telah memberiku hidup—seriang remah susu yang melekat di bibirmu. Hanya ketulusan yang mampu merekatkan—ketulusan yang menghidupkan. Ia bisa dititipkan, tapi sejatinya ia berpegang pada kemungkinan. Kemungkinan adalah ruh yang ditiupkan demi hidup. Dan kau adalah hidup

Anonymous said...

Saya dan kamu pernah ada di dalamnya.

little step to big step said...

dan saya adalah si penghuni gubug itu.....
yg terus berjalan dengan rasa penasaran yg ada...sambil selalu meninggalkan sehelai kertas disetiap tempat, yg disinggahi..
dan tulisan dalam kertas itu adalah..."who am i...where i m

keke said...

To Anonymous 8:22 AM, June 17, 2011


Tulisan ini melengkapi cerita "Titip pesan ini untuk ...."


complete !

keke said...

To Anonymous 2:04 PM, June 17, 2011 :


ya, u wish ....

keke said...

To little step to big step :

need to remember,

Gubug itu akan hidup tidak hanya dengan penasaran,jangan sia-sia kan kertas yang ditempel...

 

Sample text

Sample Text